PALU- Minimnya omset pemasukan bagi para pedagang di pasar modern Bambaru Kota Palu, menuai polemik. Bagaimana tidak, pasca diresmikan beberapa bulan lalu, geliat ekonomi di pasar tersebut sangat minim alias sepi pengunjung.
Dalam kegiatan memperingati Mauilid Nabi Muhamad SAW, Minggu malam (16/10/2022) di lantai dasar pasar modern Bambaru, terungkap bahwa pasar 'cantik' itu, mati suri.
Menurut koordinator pasar modern Bambaru, Hj. Hasna, pasca diresmikan beberapa bulan lalu, pemasukan para pedagang sangat minim. Sehingga berakibat pedagang menunggak tagihan Surat Setoran Retrubisi Daerah (SSRD).
Namun katanya, banyaknya tunggakan SSRD para pedagang, dampak dari minimnya omset di pasar tersebut.
"Hal ini bukanya disengaja. Tapi pemasukan para pedagang di pasar ini sangat minim. Karena sepi pembeli," terangnya.
Olehnya, ia berharap agar Pemerintah Kota Palu untuk membantu dengan memasifkan even kegiatan di pasar modern Bambaru. Sehingga geliat ekonomi bisa berjalan dengan normal.
Senada, Basuki salah seorang pemilik lapak di pasar modern Bambaru mengeluh minimnya pengunjung di pasar tersebut.
Sehingga pedagang yang menjual keperluan rumah tangga seperti gorden, sarung, dan lain sebagainya itu, berharap agar Pemerintah Kota Palu memberikan kebijakan dengan menurunkan sementara iuran Surat Setoran Retribusi bagi para pedagang.
Permintaan itu lanjut Basuki, hanya bersifat sementara. Bila geliat ekonomi di pasar kembali normal, tagihan SSRD kembali ke peraturan awal.
Peraturan tarif SSRD sebut Basuki, dipatok Rp.35 ribu permeter luas lapak. Dengan mekanisme pembayaranya per-bulan.
"Kendala hingga saat ini bagi kami, minimnya pemasukan. Karena kurangnya pengunjung di pasar ini. Kami berharap Pemerintah Kota Palu bisa meringankan tarif SSRD. Jika ekonomi kembali membaik, iuranya kembali keperaturan awal," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindakop) Kota Palu Zulkifli akan melakukan koordinasi dan pertemuan bersama terkait keluhan para pedagang pasar Bambaru. (Red).
