PALU- Salah satu faktor pemicu tingginya Stunting atau kasus kurang gizi, didominasi pernikahan dini (pernikahan anak- anak).
Hal itu diungkapkan Staf Ahli Gubernur Bidang SDM, Pengembangan Kawasan dan Wilayah, Farida Lamarauna saat pembukaan kegiatan konsilidasi dan pertemuan mitra kerja Bangga Kencana Tingkat Provinsi Sulteng, Kamis (7/72022) di Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (P2KB).
"Semoga tim ini mampu mengurangi pernikahan anak sekaligus mengentaskan stunting dan kemiskinan," ucapnya.
Berdasarkan data tahun 2021 lanjut Farida Lamarauna, prevalensi Sulteng terbilang tinggi. Yaitu 29,7 persen melebihi nasional 24,4 persen.
Olehnya target Presiden menurunkan stunting hingga 14 persen pada 2024 ikut disinkronkan dalam RPJMD Sulteng 2021-2026.
"Pertanyaan yang sangat besar, mampukah kita menurunkan sampai 11 persen tahun 2026," tanya Staf Ahli menanyakan komitmen tim menurunkan prevalensi stunting.
Kuncinya lanjut staf ahli, dengan integrasi dan sinergitas multi sektoral. "Melalui pengaktifan peran pemerintah, perguruan tinggi, swasta, masyarakat dan media," jelasnya.
Kegiatan tersebut diikuti Kadis P2KB Tuty Zarfiana, Kadis Sosial Hj. Siti Hasbiah Zaenong, unsur BKKBN, OPD dan jejaring dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Sulteng. (Humas/Red).