Palu- Berdasarkan data SSGBI tahun 2019, Provinsi Sulawesi Tengah masuk dalam 10 besar Nasional penyumbang anak kurang gizi atau Stunting. Hal itu disampaikan Asisten Administrasi Umum, Hukum dan Organisasi Pemprov Sulteng, Mulyono dalam membacakan sambutan Gubernur pada pembukaan Diseminasi hasil PK21, Selasa (7/12/2021) di Hotel Santika Palu.
"Sulteng tergolong dalam 10 besar nasional penyumbang anak stunting dengan prevalensi tinggi,” sebutnya.
Selain itu, dari data Susenas tahun 2018, perkawinan anak di Provinsi Sulawesi Tengah, Mencapai Lima Puluh Delapan Persen.
Guna percepatan dalam menurunkan stunting dan perkawinan anak, perlu dilakuka Tiga terobosan. Pertama, membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang disebar ke masyarakat.
Dua, melibatkan perguruan tinggi lewat program tematik Kuliah Kerja Nyata (KKN). Ketiga, melakukan kerjasama antara pihak ketiga atau dengan yayasan-yayasan nirlaba.
“Saya berharap pihak terkait berupaya mengentaskanya. Hal ini juga bisa disampaikan kemasyarakat. Supaya dapat informasi untuk pelayanan kesehatannya dalam pencegahan stunting,” pintanya.
Sementara, Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd mengapresiasi terobosan-terobosan Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng Dra. Maria Ernawati, MM dalam pengentasan stunting.
Diantaranya melalui TPK. Dimana program tersebut pertama di Indonesia. Bertujuan untuk memberi edukasi kepada calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil dan ibu pasca persalinan.
Diharapkan para calon pengantin mengetahui asupan gizi yang baik buat buah hatinya. Sehingga anak tersebut bisa tumbuh menjadi generasi sehat bebas stunting.
“Kita bahagiakan agar kader-kader ini bisa semangat dalam bekerja,” harapanya.
Selain acara diseminasi, juga dilaksanakan pengukuhan TPK, peluncuran program KKN Tematik Universitas Tadulako, dan pemberian penghargaan kepada pemerintah kabupaten atas capaian penurunan stunting di Sulteng. (Red/Humas Pemprov).