PALU- Teror Buaya di teluk Palu kian meresahkan masyarakat. Predator ganas itu telah beberapa kali menyerang warga. Bahkan diantaranya merenggut nyawa.
Menyikapi hal itu, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palu, meminta pemerintah daerah memberikan perhatian terhadap fenomena teror Buaya yang ada di teluk Palu.
"Pemerintah Kota Palu harus peka. Segera lakukan komunikasi dengan pihak BKSDA. Eksistensi buaya di teluk palu, sudah meresahkan warga," ungkap Ketua Fraksi PKB DPRD Palu, H.Nanang, Selasa (10/5/2022) di palu.
Mengutip pernyataan pemerhati hewan reptil Indonesia, Panji, bahwa keberadaan buaya di teluk palu diprediksikan bisa menjadi bom waktu. Karena jumlahnya sangat banyak.
"Menurut Panji, jika ketersediaan makananya semakin sulit didapatkan di habitatnya, buaya akan menyerang manusia. Hal itu sudah terbukti. Meskipun tidak sempat termakan. Namun seranganya mematikan. Ini bisa menjadi bom waktu. Karena populasinya akan kian bertambah," tandasnya.
Adanya mitos yang menganggap buaya merupakan nenek moyang masyarakat, Nanang juga menghargai hal tersebut. Karena hal itu merupakan kearifan lokal. Akan tetapi, hal itu harus dipertimbangkan. Karena sudah mengancam keselamatan masyarakat.
"Nelayan di pesisir pantai, tidak nyaman lagi untuk melaut. Hal ini akan berdampak bagi peremonomian. Begitupula masyarakat yang akan mandi di laut juga akan khawatir karena teror predator tersebut. Buaya diniatkan untuk ditangkap dan dipindahkan kepenangkaran. Bukan dibunuh. Saya rasa tidak ada komplain terkait hal ini," sebutnya.
Mitos tentang buaya merupakan nenek moyang juga sebelumnya menjadi mindset masyarakay di Mimika Papua. Namun karena populasinya semakin meningkat dan meneror manusia, akhirnya lanjut Nanang, warga memburu hewan predator tersebut.
Berdasarkan hal itu, ia meminta kepada pemerintah Kota Palu untuk segera mengambil sikap kongkret atas hal ini. Dirinya juga berharap agar warga juga mendukung upaya-upaya pemerintah dalam menyelesaikannya.
Dia juga menyarankan jika kedepanya nanti Pemerintah Kota Palu mengalami keterbatasan dalam pembiyayaan penagkaran buaya, agar bisa membangun komunikasi bersama dua daerah tetangga. Yaitu Kabupaten Sigi dan Donggala. Karena masalah teror buaya merupakan polemik bersama tiga daerah bersaudara tersebut. (Red)